Kamis, 13 November 2014

PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
A.    Pengertian pendidikan
1.    Batasan tentang pendidikan
Pendidikan seperti sifat sasarannya manusia yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Batasan tentang pendidikan yang di buat para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya.
Pengertian pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi yaitu:
a.    Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ada 3 bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab dan lainn-lain, yang kurang cocok diperbaiki, misalnya tata cara pesta perkawiana, dan yang tidak cocok diganti misalnya pendidikan seks yang dahulu ditabukan diganti dengan pendidikan seks melalui pendidikan formal.
Dengan menyadari bahwa sistem pendidikan itu merupakan subsistem dari sitem pembangunan nasional maka misi pendidikan sebagai transformasi budaya harus sinkron dengan beberapa Pernyataan GBHN  yang memberikan tekanan pada upaya pelestarian dan pengemabangann kebudayaan, yaitu sebagai berikut (BP.7. Pusat, 1990:109-110).
1)    Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, rasa, dan karsa bangsa Indonesia.
2)    Kebudayaan nasional yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa harus tetap dipelihara, dibina, dan dikembangkan sehingga mampu menjadi penggerak bagi perwujudan cita-cita bangsa dimasa depan.
3)    Perlu ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk mengangkat nilai-nilai sosial budaya daerah yang luhur serta menyerap nilai-nilai dari luar yang positif dan yang diperlukan bagi pembaruan dalam proses pembangunan.
4)    Perlu terus diciptakan suasana yang mendorong tumbuh dan berkembangnya disiplin nasional serta sikap budaya yang mampu menjawab tantangan pembangunan dengan dikembangkan pranata sosial yang dapat mendukung proses pemantapan budaya bangsa.
5)    Usaha pembaruan bangsa perlu dilanjutkan disegala bidang kehidupan, bidang ekonomi, dan sosial budaya.
b.    Pendidikan sebagai Proses pembentukan pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Pembentukan pribadi mencakup  pembentukan cipta, rasa, dan karsa (kognitif, afektif, dan psikomotor) yang sejalan dengan pengembangan fisik.
c.    Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara
Pendidikan sebagai penyiapan warga negara diartiakn sebagai suatu kegiatan yang terancang untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.
d.    Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartiakan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari misi pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan  manusia.
e.    Definisi Pendidikan Menurut GBHN
GBHN 1988 (BP 7 Pusat, 1990:105) memberiakn batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut: Pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indnesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasr 1945 diarah kan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakatbsekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
2.    Tujuan dan Proses Pendidikan
Tujuan pendidikan memuat  gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberiakn arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai  oleh segenap kegiatan pendidikan.
Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pecapaian tujuan pendidikan. Bagaimana proses pendidikan itu dilaksanankan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian  tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Pengeloaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, dan mikro. Yang menjadi tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
3.    Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)
Pada zaman Nabi Muhammad saw. 14 abad yang lampau, ide dan konsep itu telah disiarkannya dalam bentuk suatu imbauan; Tuntutlah ilmu mulai sejak di buaian hingga ke liang lahat. Jadi belajar itu tidak tidak dibatasi oleh usia. Dorongan belajar sepanjang hayat itu terjadi karena dirasakan sebagai kebutuhan.Setiap orang merasa butuh untuk mempertahankan huidup dan kehidupannya dalam menghadapi dorongan-dorongan dari alam sekitar yang selalu berubah. Mereka dituntut untuk mampu menyesuaikan diri secara aktif, dinamis, kreatif, dan inovatif terhadap diri  dan kemajuan zaman.
PSH didefinisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk perorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan. perorganisasian dan penstrukturan ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai paling tua. (Cloropley; 67)
Didalam tulisan Cloropley dengan memperhatikan masukan dari sebagian pemerhati pendidikan mengemukakan beberapa alasan tentang perlunya PSH, antara lain: keadilan, ekonomi, perubahan perencanaan, perkembangan teknologi, faktor vokasional, kebutuhan orang dewasa, dan kebutuhan anak-anak masa  awal, (Cloropley: 32-44).
4.    Kemandirian dalam Belajar
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajar.
Konsep dasar dasar kemandirian dalam belajar membawa implikasi kepada konsep pembelajaran, peranan pendidik khususnya guru, dan peranan peserta didik.
Belajar merupakan aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar dibawah bimbingan pengajar.
Mengajar merupakan aktivitas mengarahkan, memberikan kemudahan bagaimana cara menemukan sesuatu (bukan memberi sesuatu) berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh pengajar.

B.    UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Proses pendidikan melibatkan banyak hal, yaitu:
1)    Subjek yang dibimbing (peserta didik).
2)    Orang yang membimbing (pendidik).
3)    Interaksi antara pesrta didik dengan pendidik (interaksi edukatif).
4)    Kearah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).
5)    Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan).
6)    Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).
7)    Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).
C.    Pendidikan Sebagai Sistem
Sistem merupakan suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen. Komponen-komponen tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan fungsinya masing-masing, tetapi secara fungsi komponen-komponen itu terarah pada pencapaian satu tujuan (yaitu tujuan dari sistem).
Model sistem dalam bidang pendidikan:
a)    Sistem baru merupakan masukan mentah (raw input) yang akan diproses menjadi tamatan (out put).
b)   Guru dan tenaga non guru, administrasi sekolah, kurikulum, anggaran pendidikan prasarana dan sarana merupakan masukan instrumental (instrumental input) yang memungkin dilaksanakannya pemrosesan masukan mentah menjadi tamatan.
c)    Corak budaya dan kondisi ekonomi masyarakat sekitar, kependudukan politik dan keamanan negara merupakan faktor lingkungan atau masukan lingkungan (environmental input) yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap berperannya masukan instrumental dalam pemrosesan masukan mentah.
Perbedaan pengajaran dengan pendidikan yaitu:
Ø  Pengajaran (Intruction)
-Lebih menekankan pada penguasaan wawasan dan pengetahuan tentang bidang/program tertentu seperti pertanian,kesehatan dan lain-lain.
-Makan waktu relatif pendek.
-Metode lebih bersifat rasional, teknis praktis.
Ø  Pendidikan (Education)
-Lebih menekankan pada pembentukan manusianya (penanaman sikap dan nilai-nilai).
-Makan waktu relatif panjang.

-Metode lebih bersifat psikologis dan pendekatan manusiawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar