PENGERTIAN DAN
UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
A. Pengertian
pendidikan
1.
Batasan tentang pendidikan
Pendidikan
seperti sifat sasarannya manusia yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan
sifatnya sangat kompleks. Batasan tentang pendidikan yang di buat para ahli beraneka
ragam, dan kandungannya berbeda dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin
karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan,
atau karena falsafah yang melandasinya.
Pengertian
pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi yaitu:
a.
Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya
Sebagai
proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan
budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ada 3 bentuk transformasi
yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran,
rasa tanggung jawab dan lainn-lain, yang kurang cocok diperbaiki, misalnya tata
cara pesta perkawiana, dan yang tidak cocok diganti misalnya pendidikan seks
yang dahulu ditabukan diganti dengan pendidikan seks melalui pendidikan formal.
Dengan
menyadari bahwa sistem pendidikan itu merupakan subsistem dari sitem
pembangunan nasional maka misi pendidikan sebagai transformasi budaya harus
sinkron dengan beberapa Pernyataan GBHN
yang memberikan tekanan pada upaya pelestarian dan pengemabangann
kebudayaan, yaitu sebagai berikut (BP.7. Pusat, 1990:109-110).
1)
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah
perwujudan cipta, rasa, dan karsa bangsa Indonesia.
2)
Kebudayaan nasional yang mencerminkan nilai-nilai luhur
bangsa harus tetap dipelihara, dibina, dan dikembangkan sehingga mampu menjadi
penggerak bagi perwujudan cita-cita bangsa dimasa depan.
3)
Perlu ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk mengangkat
nilai-nilai sosial budaya daerah yang luhur serta menyerap nilai-nilai dari
luar yang positif dan yang diperlukan bagi pembaruan dalam proses pembangunan.
4)
Perlu terus diciptakan suasana yang mendorong tumbuh dan
berkembangnya disiplin nasional serta sikap budaya yang mampu menjawab
tantangan pembangunan dengan dikembangkan pranata sosial yang dapat mendukung
proses pemantapan budaya bangsa.
5)
Usaha pembaruan bangsa perlu dilanjutkan disegala bidang
kehidupan, bidang ekonomi, dan sosial budaya.
b.
Pendidikan sebagai Proses pembentukan pribadi
Sebagai
proses pembentukan pribadi, diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis
dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Pembentukan
pribadi mencakup pembentukan cipta,
rasa, dan karsa (kognitif, afektif, dan psikomotor) yang sejalan dengan
pengembangan fisik.
c.
Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara
Pendidikan
sebagai penyiapan warga negara diartiakn sebagai suatu kegiatan yang terancang
untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.
d.
Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan
sebagai penyiapan tenaga kerja diartiakan sebagai kegiatan membimbing peserta
didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa
pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini
menjadi misi penting dari misi pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan
pokok dalam kehidupan manusia.
e.
Definisi Pendidikan Menurut GBHN
GBHN
1988 (BP 7 Pusat, 1990:105) memberiakn batasan tentang pendidikan nasional
sebagai berikut: Pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indnesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasr 1945 diarah kan untuk
meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia
serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, berkualitas dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan
masyarakatbsekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional
dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
2.
Tujuan dan Proses Pendidikan
Tujuan
pendidikan memuat gambaran tentang
nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena
itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberiakn arah kepada
segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
Proses
pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh
pendidik terarah kepada pecapaian tujuan pendidikan. Bagaimana proses
pendidikan itu dilaksanankan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan
menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya.
Pengeloaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, dan mikro.
Yang menjadi tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses
belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
3.
Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)
Pada
zaman Nabi Muhammad saw. 14 abad yang lampau, ide dan konsep itu telah
disiarkannya dalam bentuk suatu imbauan; Tuntutlah ilmu mulai sejak di
buaian hingga ke liang lahat. Jadi belajar itu tidak tidak dibatasi oleh
usia. Dorongan belajar sepanjang hayat itu terjadi karena dirasakan sebagai
kebutuhan.Setiap orang merasa butuh untuk mempertahankan huidup dan
kehidupannya dalam menghadapi dorongan-dorongan dari alam sekitar yang selalu
berubah. Mereka dituntut untuk mampu menyesuaikan diri secara aktif, dinamis,
kreatif, dan inovatif terhadap diri dan
kemajuan zaman.
PSH
didefinisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk perorganisasian dan
penstrukturan pengalaman pendidikan. perorganisasian dan penstrukturan ini
diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai
paling tua. (Cloropley; 67)
Didalam
tulisan Cloropley dengan memperhatikan masukan dari sebagian pemerhati
pendidikan mengemukakan beberapa alasan tentang perlunya PSH, antara lain:
keadilan, ekonomi, perubahan perencanaan, perkembangan teknologi, faktor
vokasional, kebutuhan orang dewasa, dan kebutuhan anak-anak masa awal, (Cloropley: 32-44).
4.
Kemandirian dalam Belajar
Kemandirian
dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih
didorong oleh kemauan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajar.
Konsep
dasar dasar kemandirian dalam belajar membawa implikasi kepada konsep
pembelajaran, peranan pendidik khususnya guru, dan peranan peserta didik.
Belajar
merupakan aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada
kemampuan diri belajar dibawah bimbingan pengajar.
Mengajar
merupakan aktivitas mengarahkan, memberikan kemudahan bagaimana cara menemukan
sesuatu (bukan memberi sesuatu) berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh
pengajar.
B. UNSUR-UNSUR
PENDIDIKAN
Proses pendidikan melibatkan banyak hal, yaitu:
1)
Subjek yang dibimbing (peserta didik).
2)
Orang yang membimbing (pendidik).
3)
Interaksi antara pesrta didik dengan pendidik (interaksi
edukatif).
4)
Kearah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).
5)
Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi
pendidikan).
6)
Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).
7)
Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan
pendidikan).
C. Pendidikan
Sebagai Sistem
Sistem
merupakan suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen. Komponen-komponen
tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan fungsinya masing-masing,
tetapi secara fungsi komponen-komponen itu terarah pada pencapaian satu tujuan
(yaitu tujuan dari sistem).
Model
sistem dalam bidang pendidikan:
a)
Sistem baru merupakan masukan mentah (raw input)
yang akan diproses menjadi tamatan (out put).
b)
Guru dan tenaga non guru, administrasi sekolah, kurikulum,
anggaran pendidikan prasarana dan sarana merupakan masukan instrumental (instrumental
input) yang memungkin dilaksanakannya pemrosesan masukan mentah menjadi
tamatan.
c)
Corak budaya dan kondisi ekonomi masyarakat sekitar,
kependudukan politik dan keamanan negara merupakan faktor lingkungan atau
masukan lingkungan (environmental input) yang secara langsung atau tidak
langsung berpengaruh terhadap berperannya masukan instrumental dalam pemrosesan
masukan mentah.
Perbedaan
pengajaran dengan pendidikan yaitu:
Ø
Pengajaran (Intruction)
-Lebih menekankan pada
penguasaan wawasan dan pengetahuan tentang bidang/program tertentu seperti
pertanian,kesehatan dan lain-lain.
-Makan waktu relatif
pendek.
-Metode lebih bersifat
rasional, teknis praktis.
Ø
Pendidikan (Education)
-Lebih menekankan pada
pembentukan manusianya (penanaman sikap dan nilai-nilai).
-Makan waktu relatif
panjang.
-Metode lebih bersifat
psikologis dan pendekatan manusiawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar