Kamis, 13 November 2014

LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA
          Landasan-landasan pendidikan akan memberikan pijakan arah terhadap pembentukan manusia Indonesia, dan srentak dengan itu, mendukung perkembangan  masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan asas-asas pokok pendidikan akan memberi corak khusus dalam penyelenggaraan pendidikan itu, dan pada gilirannya, memberi corak pada hasil-hasil pendidikan itu yakni manusia dan masyarakat Indonesia. Beberapa landasan-landasan pendidikan adalah landasan filosofis,sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan menjemput masa depan.
A.    sLandasan Pendidikan
Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dan dalam latar sosial-kebudayaan setiap masyarakat tertentu. Pendidikan diselenggarakan berlandaskan filsafat hidup serta berlandaskan sosiokultural setiap masyarakat, termasuk Indonesia. Landasan (filosofis, sosiologis, dan kultural) akan memnbekali setiap tenaga kependidikan dengan wawasan dan pengetahuan yang tepat tentang bidang tugasnya.
Landasan psikologis dan landasan iptek erat kaitannya dalam setiap upaya pendidikan, utamanya pengajaran. Landasan psikologis akan membekali tenaga kependidikan dengan pemahaman perkembangan peserta didik dan cara-cara belajarnya. Sedangkan landasan iptek akan membekali tenaga kependidikan, khususnya guru, tentang sumber bahan ajaran. Pengkajian landasan psikologis dan landasan iptek akan membekali tenaga  kependidikan suatu pegangan dalam mewujudkan keseimbangan dan keselarasan yang dinamis antara pengembangan jati diri peserta didik dan penguasaan iptek.
Berikut ini adalah landasan-landasan pendidikan:
1.    Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan  makna atau hakikat pendidikan. Landasan filosofis juga merupakan landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafat,falsafah). Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragramatisme dan progresivisme, dan eksistensialisme.
2.    Landasan Sosiologis
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial didalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang:
a.    Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
b.    Hubungan kemanusiaan disekolah.
c.    Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
d.    Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
Kajian sosiologi tentang pendidikan pada prinsipnya mencakup semua jalur pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah seperti pendidikan keluarga. Selain itu proses pendidikan juga dipengaruhi oleh berbagai kelompok sosial dalam masyarakat seperti kelompok keagamaan dan kelompok sebaya seperti teman bermain. Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuh  kembangkan KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan mata pelajaran pendidikan moral Pancasila, pendidikan sejarah perjuangan bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4 nonpenataran).
3.    Landasan Kultural
Menurut UU-RI No. 2 Tahun 1989 pasal Ayat 2 ditegaskan bahwa yang dimaksudkan dengan Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan /dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara informal maupun secara formal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga. Pada mayarakat primitif, transmisi kebudayaan dilakukan secara informal dan nonformal. Sedangkan pada masyarakat yang telah maju transmisi kebudayaan dilakukan secara informal, nonformal, dan formal.
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini haruslah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
4.    Landasan Psikologis
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasn psikologis merupakan salah satu landasan yang penting  dalam bidang pendidikan. Pemahaman peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dsn penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan, umpama pengetahuan tentang aspek-aspek pribadi, urutan, dan ciri-ciri pertumbuhan setiap aspek dan konsep tentang cara-cara paling tepat untuk mengembangkannya.
Peserta didik selalu berada dalam proses perubahan, baik karena pertumbuhan maupun karena perkembangan. Pertumbuhan terutama karena pengaruh faktor internal sebagai akibat kematangan dan proses pendewasaan, sedangkan perkembangan terutama karena pengaruh lingkungan. Pemahaman tumbuh-kembang manusia itu sangat penting sebagai bekal dasar untu memahami peserta didik dan untuk menentukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh-kembang itu secara efisien dan efektif.
5.    Landasan Ilmiah dan Teknologis
Pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mempunyai kaitan yang sangat erat. Karena kebutuhan pendidikan yang sangat mendesak maka banyak teknologi dari berbagai bidang ilmu segera di adopsi kedalam penyelenggaraan pendidikan, dan atau kemajuan itu segera dimanfaatkan oleh penyelenggara pendidikan itu. Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar seyogiannya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat.
B.    Asas-Asas Pokok Pendidikan
Asas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Terdapat tiga asas yang harus dipahami dan diterapkan oleh penyelenggara pendidikan yaitu asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hayat, asas kemandirian dalam belajar.
a.    Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari Sistem Among dari perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hadjar Dewantara itu mendapat tanggapan positif dari Drs. R.M.P. Sostrokartono (Filsuf dan ahli bahasa) dengan menambahkan dua semboyan untuk melengkapinya, yakni Ing Ngarso Sung Tulada dan Ing Madya Mangun Karsa.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, yaitu:
·         Ing ngarsa sung tulada (jika di depan, menjadi contoh),
·         Ing madya mangun karsa (jika ditengah-tengah, membangkitkan kehendak, hasrat atau motivasai), dan
·         Tut wuri handayani (jika di belakang, mengikuti dengan awas).
b.    Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (hife long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education).  Kurikulum yang dapat mendukung terwujudnya belajar sepanjang hayat harus dirancang dan diimplementasikan dengan memperhatiakan dua dimensi yaitu Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah yang meliputi: Disamping keterkaitan dan kesinambungan antartingkatan persekolahan, harus pula terkait dengan kehidupan kehidupan peserta didik di masa depan. Dimensi horizontal dari kurikulum sekolah yakni keterkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
c.    Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu suiap untuk ulur tangan bila diperlukan.

Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalamperan utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar